Oleh: Leon Agusta, S.S., M. Eng. Lit.
(Universitas Papua)
A. Pendahuluan
Bahasa Inggris sebagai bahasa utama pengantar pergaulan global antar negara semakin hari semakin memainkan peran yang signifikan.
Bahasa tersebut digunakan nyaris dalam segala aspek relasi antar negara, baik bilateral maupun multilateral (Crystal, 2003). Aspek relasi perdagangan, politik, pertahanan keamanan, kebudayaan, teknologi, hukum, ideologi, dan banyak aspek bernegara lainnya menjadi terjembatani dengan adanya media komunikasi yang disepakati banyak negara yaitu Bahasa Inggris.
Sebagai bagian dari warga negara berkembang, penguasaan Bahasa Inggris yang baik dan benar secara produktif maupun responsif oleh generasi muda Indonesia secara lebih khusus lagi Papua maka dapat dikata bahwa generasi muda tersebut mempunyai posisi tawar yang lebih baik.
Tentunya penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian yang diperlukan di dunia kerja apabila dilengkapi dengan penguasaan Bahasa Inggris yang baik akan memberikan keuntungan dalam pengembangan diri dan karir generasi muda.
Secara khusus di Papua, kesadaran tentang pentingnya penguasaan Bahasa Inggris yang baik di kalangan generasi muda secara khusus yang menempuh pendidikan tinggi mulai meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari minat yang masih cukup tinggi untuk masuk perguruan tinggi di bidang- bidang berbasis Bahasa Inggris, baik pada perguruan tinggi negeri maupun swasta dapat dikatakan cukup tinggi.
B. Pembahasan
Kesadaran akan pentingnya Bahasa Inggris di kalangan generasi muda Papua tentunya menjadi kabar baik bagi Tanah Papua secara umum.
Kesadaran ini menandai bahwa generasi muda Papua secara umum semakin menyadari bahwa posisi dan peran mereka dalam pembangunan, baik di Papua secara khusus maupun Indonesia secara umum semakin baik.
Hal ini tentunya menjadi sinyal yang harus ditangkap dan dikelolah dengan baik oleh semua pihak terutama pemangku kepentingan. Pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga adat, lembaga keagamaan, kalangan dunia usaha baik lokal, nasional, maupun asing tentunya harus memberikan porsi perhatian yang cukup tentang hal tersebut.
Mengapa hal ini penting menjadi perhatian semua pihak pemangku kepentingan? Karena di era globalisasi informasi dan teknologi sekarang ini sangat dibutuhkan sumber daya manusia, terutama dari kalangan muda, yang mampu mengkomunikasikan dengan baik ilmu pengetahuan serta skill mereka dalam berbagai level pekerjaan (Jenkins, 2017).
Semakin lancar dan berkualitas komunikasi seseorang secara lintas sektoral dan lintas negara, tentunya akan semakin menguntungkan bagi pihak- pihak yang memperkerjakan orang tersebut.
Lebih jauh lagi kualifikasi skill dan Bahasa Inggris dapat menunjang karir dan masa depan orang tersebut karena akan terlibat serta dipercaya untuk memegang jabatan serta tanggung jawab yang lebih besar.
Penguasaan Bahasa Inggris yang baik juga pada akhirnya menjadi modal yang sangat menguntungkan bagi generasi tenaga kerja muda Papua.
Dengan menguasai Bahasa Inggris, di samping ilmu pengetahuan dan keahlian utama yang lain, maka peluang untuk bersaing dan mendapatkan pekerjaan tidak hanya ada dalam level lokal, tetapi juga nasional dan global.
Dengan posisi tawar yang tinggi maka jenis maupun jumlah lapangan pekerjaan juga semakin terbuka, karena di era sekarang ini semakin banyak bidang pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja yang mampu berkomunikasi dengan baik dan lancar dalam Bahasa Inggris.
Ada banyak poerusahaan kelas internasional berskala besar yang beroperasi di Papua (BPS PB, 2024). Contohnya: Freeport McMoran, British Petroleum (BP), Korindo, dan MedcoEnergi tentunya sangat membutuhkan tenaga- tenaga kerja berkualitas yang unggul dalam ilmu pengetahuan, skill, dan kemampuan komunikasi Bahasa Inggris yang baik karena akan sangat mendukung kemajuan bisnis mereka secara global.
Bisnis dan perdagangan antar negara menjadi sesuatu yang akan memberikan keuntungan kepada negara- negara yang bekerjasama dan juga perusahaan- perusahaan yang terlibat secara langsung di dalamnya.
Relasi bisinis dan dagang yang sangat mengandalkan komunikasi global tentunya mengharuskan masing- masing pihak diwakili oleh orang- orang yang kompeten baik dalam bidang bisnis serta dagang namun juga mumpuni dalam mengkomunikasikan kepentingan- kepentingan negara maupun perusahaan yang terlibat di dalamnya.
Pada bagian ini, yang diperlukan tentunya bukan saja orang- orang yang ahli di bidangnya, namun juga memahami situasi ekonomi global yang pastinya sangat mengandalkan media komunikasi global dengan bahasa Inggris sebagai jembatannya.
Berbagai bentuk komunikasi baik itu secara lisan dan tulisan berbasiskan Bahasa Inggris tentunya membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai namun terutama dapat menggunakannya dengan baik dan benar secara produktif maupun responsif (Tomlinson, 2005).
Kemampuan berbahasa tersebut tentunya dapat diperoleh serta dikembangankan dengan pendidikan formal dan juga pendidikan non formal.
Pendidikan tinggi yang secara formal bertujuan melatih dan mempersiapkan generasi muda Papua untuk dapat menguasai dan menggunakan Bahasa Inggris dengan baik dan benar telah tersedia cukup banyak di Tanah Papua, baik perguruan tinggi maupun swasta. Universitas Papua, Universitas Cenderawasih, Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, Universitas Musamus, Universitas Muhammadiyah Sorong, Universitas Yapis Papua, Universitas Victory Sorong (LLDIKTI, 2024).
Perguruan tinggi- perguruan tinggi tersebut adalah beberapa perguruan tinggi yang menyediakan layanan pendidikan berbasis Bahasa Inggris baik itu jurusan dan program studi Bahasa Inggris maupun Sastra Inggris.
Wadah pendidikan tinggi ini bisa menjadi opsi bagi para lulusan Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat untuk menimba ilmu dan secara khusus memperdalam kemampuan berbahasa Inggris secara formal atau akademis.
Di samping itu lembaga- lembaga pendidikan tinggi di Tanah Papua telah mewajibkan mata kuliah Bahasa Inggris dalam kurikulumnya sebagai mata kuliah wajib sebagai pengejawantahan kebutuhan pasar akan sarjana- sarjana yang tidak hanya menguasai bidang keilmuannya secara berkualitas namun juga dapat mengembangkan diri serta bersaing tidak hanya pada level lokal, tetapi juga pada level nasional, dan internasional.
Dalam sejarahnya, Bahasa Inggris berkembang menjadi bahasa pengantar pergaulan internasional sedikit banyaknya terdapat dalam kisah- kisah penjajahan oleh negara- negara Eropa ke wilayah dunia ke- tiga, terutama ke benua Asia, Afrika, dan Amerika.
Penetrasi budaya, termasuk tentunya Bahasa Inggris, berlangsung selama berabad- abad seiring dengan praktek- praktek penguasaan lahan, pengelolaan sumber daya alam, dan perdagangan berskala global.
Bahasa Inggris menjadi alat komunikasi yang diperkenalkan baik secara informal maupun formal sehingga bahasa tersebut menjadi suatu kewajiban dan keharusan terutama bagi penduduk asli yang mengalami penjajahan.
Para pemimpin negara- negara terjajah memimpin perjuangan menuju kemerdekaan tidak hanya dengan jalur perang terbuka, tetapi juga melalui diplomasi dengan mencari dukungan dari negara lain, terutama negara- negara yang juga terjajah pada kurun waktu yang sama.
Langkah diplomasi bilateral dan atau multilateral tentunya membutuhkan media komunikasi yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak atau beberapa pihak dan serta merta Bahasa Inggris menjadi penghubung komunikasi dan diplomasi antar negara pada masa penjajahan oleh bangsa- bangsa Eropa (Seidlhofer, 2011).
Dalam konteks Indonesia dan Papua secara khusus, penguasaan ilmu pengetahuan dan skill yang disertai dengan penguasaan Bahasa Inggris yang baik tentunya memberikan nilai tambah bagi generasi muda karena akan semakin memperluas peluang dan kesempatan kerja.
Tidak hanya mampu mengerjakan pekerjaan- pekerjaan rutin namun juga mampu mengembangkan diri baik dengan belajar secara otodidak maupun secara akademis.
Penguasaan Bahasa Inggris juga sedikit banyak memberikan kepercayaan diri bagi generasi muda Papua untuk dapat terlibat dalam pergaulan global dan terlebih jauh lagi berkompetisi, baik dalam bidang akademis maupun dalam dunia pekerjaan yang seiring waktu semakin terbuka dan melintas batas wilayah negara.
Sebagai jembatan komunikasi yang bersifat global, Bahasa Inggris dapat dipergunakan baik secara tertulis, contohnya dalam surat menyurat, pembuatan dokumen, presentasi, promosi, perjanjian bisnis/ kerjasama, kontrak kerja, dan lain sebagainya.
Ketika berelasi dengan pihak- pihak lain yang berbasis global, tentunya ada kenyamanan yang didapatkan karena mampu melakukan komunikasi dengan baik (Bryan dan Sandford, 2017).
Selain dalam format tulisan, Bahasa Inggris tentunya dipergunakan dalam bentuk lisan. Percakapan dalam interview kerja, mempresentasikan tulisan atau proyek pekerjaan, memimpin rapat, dan juga dalam negosiasi kontrak serta lain sebagainya dengan perusahaan atau mitra kerja dalam konteks global.
C. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, Bahasa Inggris telah dan akan terus berperan dalam banyak aspek kehidupan manusia secara global karena dalam perkembangan zaman yang semakin cepat dan melintasi berbagai batasan maka sangat dibutuhkan kemampuan berkomunikasi dengan baik dan lancar sehingga dapat memudahkan segala urusan baik pribadi, sosial, dan bahkan antar negara.
Di zaman teknologi informasi ini segala perubahan dari berbagai belahan dunia dapat sangat cepat dan lengkap diserap bahkan diadaptasi oleh generasi muda akibat dari semakin terbukanya akses digital berbasis internet yang memangkas banyak batasan dan birokrasi yang pada era sebelumnya sedikit banyak menghambat alur informasi dan komunikasi global.
Dengan mempelajari dan menguasai Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan pergaulan global maka generasi muda secara khusus di tanah Papua akan memiliki kepercayaan diri dan posisi tawar yang baik dalam percaturan komunikasi dan relasi global dalam aspek perdagangan, politik, pertahanan keamanan, kebudayaan, teknologi, hukum, ideologi, dan banyak aspek bernegara lainnya.
Secara berkesinambungan kualifikasi dan eksistensi generasi muda Papua yang dapat bersaing serta beradaptasi dengan kemajuan zaman akan memberikan sumbangsih yang positif terhadap generasi selanjutnya dan pembangunan yang sedang dan terus berlangsung di Tanah Papua pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Sekian.
Daftar Bacaan
Crystal, D. (2003). English as a global language (2nd ed.). Cambridge University Press.
Jenkins, J. (2007). English as a lingua franca: Attitude and identity. Oxford University Press.
Seidlhofer, B. (2011). Understanding English as a lingua franca. Oxford University Press.
Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Barat (BPS PB). (6 Desember 2024).
Direktori Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Papua Barat 2024. Diakses pada 25 Juli 2025, dari https://papuabarat.bps.go.id/id/publication/2024/12/06/3c5822b948a5dbcbfb7bce7f/large-medium-manufacturing-industrial-directory-of-papua-barat-province-2024.html
LLDIKTI XIV. (2024).
Peta Perguruan Tinggi Dalam Lingkungan LLDIKTI XIV.
https://lldikti14.kemdikbud.go.id/?ubmwu32BJvLg3D (Diakses: 01 Juli 2025)
Tomlinson, B. (2005).
English as a Foreign Language in Eli Hinnkell Handbook of Research in second Language Teaching and learning. Lawrence Elrbaum Associate, Publisher.
Bryant, L, dan Sanford, L. (2017). English for everyone. Penguin Random House. (*)