Pemenuhan RTH, Manokwari “Kota Hijau”, Kampung Wamesa Menanam Bintangur

Manokwari, kabartimur.com- Yayasan Institut Sumber Daya Dunia (World Resources Institute Indonesia, WRI Indonesia), Bersama OPD Kabupaten Manokwari dan Distrik Manokwari Selatan, menanam Bintangur Pantai (Calophyllum inophyllum L) sebanyak 150 anakan bantuan BPPTH Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat, disepanjang 2 (dua) Km pesisir pantai Kampung Wamesa, Sabtu (18/11/2023).

Bintangur Pantai memiliki nama ilmiah Calophyllum inophyllum L dikenal umum dengan nama Nyamplung termasuk dalam Famili Calophyllaceae, mempunyai penampilan yang sedang. Tingginya rata-rata dapat mencapai 20 m, sedangkan diameter batangnya bisa mencapai 1,50 m.

Bacaan Lainnya

Kepala Distrik Manokwari Selatan, Meliana Sayutan, mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan penanaman dan berharap masyarakat Kampung Wamesa dapat menjaga dan merawat agar terhindar tidak hanya dari abrasi pantai tetapi sebagai pelindung serta sumber oksigen sehingga lingkungan tetap Asri.

“saya menyampaikan terima kasih atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan hari ini yang dipusatkan pada Distrik Manokwari Selatan, khususnya Kampung Wamesa sebagai tempat penanaman Bintangur di sepanjang pesisir pantai, diharapkan kedepan dapat menjangkau kampung kampung yang ada di Distrik Manokwari Selatan dengan berbagai jenis tanaman buah buahan dan penghijauan” imbuh Sayutan.

Sang Pemilik hak ulayat Kampung Wamesa, Terianus Mansim, mengharapkan apa yang sudah dilakukan hari ini bersama sama dapat ditingkatkan kedepan dan diharapkan tidak hanya di pesisir pantai saja tetapi setiap rumah warga yang ada dapat ditanami tanaman termasuk ruas jalan kampung.

Baca Juga :   Dukung Program Manokwari Kota Hijau, Orang Muda Katolik Se-TPW Manokwari Tanam mangrove

“Kampung Wamesa saat ini sedang melakukan pengelolaan pesisir pantai yang akan dikelola oleh setiap kepala keluarga dan kampung yang diharapkan kedepan menjadi pantai wisata di Kabupaten Manokwari yang diminati nantinya serta mampu menjadi sumber pendapatan keluarga” jelas Terianus.

Yayasan Institut Sumber Daya Dunia (World Resources Institute Indonesia, WRI Indonesia) merupakan lembaga kajian independen yang fokus pada pembangunan sosio-ekonomi nasional secara inklusif dan berkelanjutan. Pekerjaan kami fokus pada enam bidang utama: hutan, iklim, energi, kota dan transportasi, tata kelola, dan laut. Salah satu komitmen kami dalam mengembangkan tata kota melalui program Cities4Forests.

Cities4Forests adalah koalisi lebih dari 73 kota dari seluruh dunia yang mendorong pembelajaran peer-to-peer dan menghubungkan kota dengan dukungan teknis dari Lembaga dengan keahlian bidang perkotaan, hutan, krisis iklim, air, komunikasi, keuangan, kebijakan, dan kesetaraan sosial.

WRI Indonesia, membantu kota melestarikan, mengelola, dan memulihkan hutan di dalam kota (pepohonan kota, taman kota, dan kawasan alami), hutan di sekitar kota (hutan di daerah aliran sungai), dan hutan yang jauh dari kota (terutama hutan tropis) dengan lebih baik. Kami meningkatkan kesadaran akan manfaat hutan dan infrastruktur alam lainnya (terutama untuk iklim, air, keanekaragaman hayati, serta kesehatan dan kesejahteraan manusia). Kami melakukan hal tersebut dengan menginspirasi tindakan dan keterlibatan politik, memberikan bantuan teknis dan peningkatan kapasitas, serta memfasilitasi analisis ekonomi, keuangan, dan investasi.

Menurut Elisabeth L Pasapan, Project Officer WRI Indonesia Regional Papua, bahwa komitmen sejak hadir di Manokwari tahun 2022 secara bersama sama mewujudkan kegiatan kegiatan sesuai dengan visi dan misi WRI Indonesia di Kabupaten Manokwari.

Baca Juga :   LP3BH Manokwari Minta Aliran Dana Selama 4 Tahun Ke Rekening Yayasan Tipari Diusut

“salah satunya yang dilakukan yaitu bagaimana mendapat Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sesuai aturan sebesar 30% dari luas Kabupaten Manokwari, dan berdasar data yang di peroleh masih sekitar 2,75%. Sehingga penanaman tanaman menjadi bagian penting yang terus dilaksanakan dan semua warga Manokwari mampu berkolaborasi untuk mewujudkannya” harap Elisabeth.

Sementara itu, Kasie. Pemerintahan Kampung Distrik Wamesa, Agus Dubri, menyatakan hal sama tentang pentingnya kegiatan penanaman tanaman di pesisir pantai untuk masa depan anak cucu. “terimakasih Bapak Ibu sudah datang menanam di Kampung Wamesa, kami warga Wamesa saat ini sudah semakin sadar tentang pentingnya menjaga lingkungan, tanaman ini akan kami rawat secara baik untuk menahan abrasi pantai dan membuat sejuk kampung”. tutur Dubri.

Kampung Wamesa dengan hiruk Pikuk pembangunan sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan dipersiapkan sebagai kota baru tentunya menjadi kesadaran penting dari warga Kampung Wamesa dan sekitarnya khususnya Distrik Manokwari Selatan, untuk tetap menjaga keseimbangan lingkungan hidup.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Pengaduan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manokwari, Yohanes Ada’ Lebang, saat membuka kegiatan penanaman mengatakan bahwa dalam mewujudkan Manokwari “Kota Hijau” yang telah di launching sejaak tahun 2022, menjadi tantangan bersama warga Manokwari untuk mengembalikan Manokwari sebagai kota buah dan mewujudkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 30% dengan menghijaukan Manokwari mulai dari pesisir pantai hingga ke pegunungan.

Baca Juga :   Gelar Sosialisasi Bidang Hukum di Polres Luwu Utara, Ini Penjelasan Kapolres

Manfaat dari pohon bintangur pantai (Callophyllum inophyllum L) adalah sebagai berikut kayunya untuk kebutuhan konstruksi, furnitur, pembuatan lemari, kapal, alat musik, dan lain-lain. Kulit kayu yang direbus, airnya diminum merupakan jamu setelah melahirkan.Air rendaman daun selama semalam digunakan untuk mendinginkan mata yang terasa panas.

Bunga bintangur pantai yang harum dipakai di sanggul atau disimpan di dalam lemari pakaian. Buahnya yang setengah tua kadang-kadang dibuat asinan. Hanya daging buahnya yang tipis itu saja yang bisa dimakan. Getah resin yang dikeluarkan dari batang, terkadang dipakai untuk mengobati gatal-gatal. Bijinya yang dibakar, dipakai sebagai obat luar untuk menyembuhkan penyakit kudis. Minyak dari biji juga dapat dijadikan bahan pembuat sabun.

Bintangur Pantai (Callophyllum inophyllum L) mudah dikembangkan dari biji, di alam penyebarannya dibantu oleh air laut dan kelelawar. Teknik budidaya Nyamplung dapat dilakukan dengan metode pembibitan melalui biji (persemaian) maupun dengan menggunakan anakan yang berasal dari pohon yang sudah besar. Produktivitas tanaman bintangur dalam waktu 1 tahun dapat menghasilkan ±250 kg biji per pohon (KPH, Banyumas Barat, 2007).

Lebang berharap, dengan Penanaman Bintangur Pantai yang telah diawali di Pesisir Pantai Kampung Wamesa, dapat diikuti oleh kampung kampung pesisir lainnya, selain penanaman Mangrove serta tanaman MPTS (Multy Purpose Tree Species) yaitu tanaman kekayuan yang bersifat multiguna karena bermanfaat dari segi ekologi maupun dari segi ekonomi, serta menghasilkan komoditas kayu dan nonkayu, hingga ke pegunungan. Mari Bersama wujudkan Manokwari “Kota Hijau” dan Ruang Terbuka Hijau yang ASRI. Salam Lestari.(Red/*)

Pos terkait