Manokwari, kabartimur.com- Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menegaskan pentingnya penguatan ekosistem Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.
Penegasan ini disampaikan dalam pembukaan Kampanye Anak Indonesia Hebat (AIH) Tahap 5di Gedung DPD Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) Manokwari, Papua Barat, Selasa
(25/11).
Manokwari dipilih sebagai salah satu titik fokus kampanye di wilayah timur Indonesia.
Acara yang bertepatan dengan momen Hari Guru Nasional, 25 November 2025, ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, kepolisian, perwakilan perbankan, hingga ratusan guru, orang tua, dan peserta didik PAUD.
Kehadiran elemen ekosistem ini disoroti sebagai sinyal keseriusan bersama dalam menjamin kualitas pendidikan di usia emas anak.
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq, dalam arahannya, menekankan bahwa pendidikan anak usia dini tidak hanya menjadi tanggung jawab guru, tetapi juga kolaborasi erat antara
pemerintah, orang tua, dan sektor swasta.
“Anak-anak di Manokwari, di Papua Barat, adalah tunas-tunas masa depan bangsa. Mereka harus tumbuh dalam lingkungan yang suportif dan stimulatif. Kampanye AIH adalah upaya kolektif untuk memastikan setiap anak mendapatkan hak fundamental mereka, yaitu pendidikan yang berkualitas, yang dimulai dari PAUD,” ujar Fajar.
Ia secara khusus menyoroti tantangan geografis dan kesenjangan akses yang kerap ditemui di wilayah timur. Inilah yang melatarbelakangi dipilihnya Manokwari sebagai salah satu titik sentral kampanye.
“Pemerintah pusat berkomitmen penuh untuk meratakan akses dan kualitas pendidikan, dan ini harus dimulai dari usia paling dasar. Kita ingin Anak Indonesia Hebat tidak hanya menjadi slogan, tetapi gerakan nyata yang menghasilkan generasi unggul,” tambahnya.
Kolaborasi dan Bantuan Infrastruktur Pendidikan Kegiatan Kampanye AIH Tahap 6 di Manokwari kali ini merupakan hasil kolaborasi intensif antara Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikdasmen, Pemerintah Kabupaten dan Provinsi Papua Barat, Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional (KPOTI), serta dukungan penuh dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Kolaborasi ini tidak hanya berhenti pada sosialisasi, tetapi juga menyentuh aspek konkret berupa bantuan infrastruktur dan perlengkapan pendidikan. (Red/*)






