Kurang Ruangan, Siswa SD Kelas II di Pedalaman Teluk Wondama Digabung Satu Ruangan dengan Kelas III

WASIOR – Nasib kurang beruntung dialami siswa SD Negeri Naikere, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Di sekolah ini, para pelajar kelas dua harus rela berbagi ruangan dengan kakak kelas mereka yang duduk di kelas tiga.
Penggabungan siswa beda kelas dalam satu ruangan terpaksa dilakukan pihak sekolah karena kekurangan ruang belajar. SD yang berdiri tahun 2009 hingga kini hanya memiliki 3 ruang belajar dan satu ruangan untuk kantor. Padahal para siswa sudah mencapai kelas enam.

Kepala SDN Naikere Karel Yan Hendrik Inggesi mengatakan pihaknya terpaksa melakukan hal itu karena tidak punya pilihan lain. Tidak hanya ruang kelas yang kurang, jumlah guru yang hanya 4 orang juga menjadi hambatan tersendiri.
“Guru hanya dua orang yang PNS sudah termasuk saya sebagai kepala sekolah ditambah 3 orang honor, ” kata Inggesi ditemui di Naikere baru-baru ini.

Demikian halnya, fasilitas penunjang lain seperti rumah gurupun dalam kondisi rusak berat sehingga tidak bisa dipergunakan lagi.
“Fasilitas masih sangat kurang. Bangunan (sekolah) ini butuh perbaikan terutama rumah guru ini rusak habis. Kantor guru juga rusak.Kami minta pergantian rumah kepala sekolah, kopel guru dan ruang kantor, “lanjut Inggesi.

“Dan tambah ruang kelas karena selama ini kita campur karena kelasnya kurang. Satu ruangan dicampur dua kelas, “ sambung Rahmat Supardjo, rekan Inggesi sesama guru PNS. Susanti Mayor, salah seorang guru honorer SDN Naikere menuturkan, penggabungan siswa beda kelas sudah dilakukan setidaknya dalam dua tahun terakhir. Meskipun awalnya mengalami kesulitan namun dia bersama para guru lainnya kini sudah bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut.

“Mereka giliran diajar, kita ajar yang kecil kelas kecil dulu baru yang besar. Jadi kelas dua dulu baru kelas tiga, “ ungkap Susanti.
Untuk membuat para siswa merasa nyaman mengikuti pelajaran, para siswa diberi kebebasan memilih tempat duduk termasuk dengan siapa mereka akan berdampingan. Semuanya diserahkan sesuai selera para siswa sendiri.

“Kemauan mereka seperti apa kita ikuti. Dia mau duduk dengan siapa terserah mereka. Tapi mereka punya semangat belajar tinggi, tulisan mereka sudah rapi. Mereka rindu untuk terus belajar tapi ya kondisi masih seperti ini, “ jelas Susanti yang telah mengabdi di SD Naikere sejak 2014.

Untuk diketahui, distrik Naikere merupakan salah satu wilayah terpencil dan terdalam di Kabupaten Teluk Wondama. Sedikitnya tiga kampung di distrik setempat hingga kini masih terisolir karena hanya bisa dijangkau menggunakan helikopter. (Nday)

Pos terkait