WASIOR – Konferensi Masyarakat Adat Wondama diharapkan menjadi titik balik bagi semua pihak untuk senantiasa menghargai keberadaan adat istiadat sebagai bagian dari jati diri bangsa khususnya orang asli Papua.
Harapan itu disampaikan Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Teluk Wondama Wilayah Selatan dan Barat Adrian Worengga pada acara pembukaan Konferensi Masyarakat Adat Wondama, Selasa (22/3) di aula Hotel Iriati Beach di Wasior.
“Pesan nenek moyang dan leluhur kita, kamu harus pegang adat ini sampai ke generasi (berikut) supaya orang Wondama tahu adat tetapi kalau tidak tahu adat berarti biadab. Ini harus kita catat. Supaya hidup ini diberkati Tuhan karena kita hidup di atas tanah yang diberkati, “kata Worengga saat memberikan sambutan.
Worengga menegaskan, tradisi satu tungku tiga batu yakni adat, agama dan pemerintah yang telah terbentuk lama di tanah Papua jangan hanya menjadi slogan belaka. Tetapi hendaknya selalu dipegang teguh dan implementasikan dalam kehidupan berpemerintahan dan bermasyarakat di Teluk Wondama.
Karena itu dia menyerukan, masyarakat adat, gereja dan pemerintah di Kabupaten Teluk Wondama hendaknya selalu bergandengan tangan untuk sama-sama mewujudkan kesejahteraan masyarakat di kabupaten berjuluk Tanah Peradaban Orang Papua itu.
“Jangan lagi adat dipermainkan, jangan lagi adat tidak dihargai di atas tanah ini. Maka kita akan berjalan dari pendapatan heran satu ke pendapatan heran yang lain, “ucap pensiunan TNI AD itu. (Nday)