Hadirnya Bank Sampah Biriosi, Pengelolahaan Sampah di Manokwari Menjadi Prioritas

MANOKWARI-Bank Sampah Biriosi Kelurahan Sanggeng, Distrik Manokwari Barat Kabupaten Manokwari, hadir atas dukungan PT. Pertamina Fuel Terminal Manokwari, Yayasan Kitong Bisa, Bank Sampah UKM Pramuka Unipa dan Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) Kabupaten Manokwari, serta pemerintah Kabupaten Manokwari melalui Dinas Lingkungan Hidup, sehinga prioritas pengelolaan sampah di Kabupaten Manokwari menjadi komitmen bersama dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan adanya kemandirian financial secara berkelanjutan serta mewujudkan Manokwarai Nol Sampah tahun 2025.

Dengan adanya pelatihan pengelolaan manajemen bank sampah yang dilakukan kepada pengurus dengan melibatkan Nara sumber Ketua Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) Kabupaten Manokwari yang juga selaku Pembina Bank Sampah UKM Pramuka Unipa, Yohanes A. Lebang membawakan Materi ,”Mengenal sampah, manajement Bank Sampah dan keuangan bank sampah” yang dilakukan di sanggar Kampung Biriosi, Sabtu, (5/20).

Menurut Community Development Officer (CDO) PT. Pertamina Fuel Termina Manokwari, Muhammad Haekal, bahwa Inisiasi kehadiran bank sampah lebih sebagai bentuk dari sinergi stakeholder yang terlibat bersama untuk tujuan potensi ekonomi kelarga.

“Isu krusial bersama terutama dalam hal pengelolaan sampah berbasis masyarakat untuk peningkatan pendapatan masyaratan dan dampak terhadap lingkungan, dapat menjadi program keberlanjutan dari bank sampah, tidak hanya sekedar hal yang sifatnya sekali dua kali, tetapi lebih daripada itu adalah kepada prinsip keberlanjutan karena output dan sasaran adalah peningkatan pendapatan masyarakat” imbuhnya.

Dalam melakukan pengelolaan lingkungan yang baik dan meningkatan pendapatan yang dimulai dari komunitas, COO Kitong Bisa Enterprise, Ichwan, menjelaskan agar tetap bersinergi sehingga warga masyarakat dapat mandiri secara ekonomi dan mewujudkan Manokwari bebas sampah untuk jangka panjang kedepan.

“Tujuan bersama harus keberlanjutan, kedepan selain PT Pertamina dan adanya BUMN dan swasta yang ikut dalam pengelolaan isu-isu lingkungan. Dan saat ini Bank Sampah Biriosi menjadi contoh dan teladan dalam menginiasiasi pembentukan Bank Sampah dikampung lainnya di wilayah Kabupaten Manokwari” tegas Ichwan.

Sementara itu Ketua Bank Sampah Birioasi, Ruth Mandosir / Sroyer, menyampaikan terimakasih dan apresiasi atas kolaborasi yang dibangun sehingga Bank Sampah biriosi dapat hadir ditengah tengah penangan persoalan sampah dan kemerosotan (resesi) ekonomi yang terjadi saat ini.

Diakuinya, bahwa tahun-tahun sebelum telah berjalan bersama PT. Pertamina dan Bank Sampah UKM Pramuka, namun akibat persoalan manajement kepengurusan dan pengelolaan yang belum mendapatkan bantuan dan dukungan secara baik. Sehingga peran pengurus saat ini yang didominasi oleh kaum perempuan diharapkan dapat membantu pengelolaan lingkungan Biriosi yang berada dipinggir laut dapat didekati kembali oleh berbagai jenis biota laut dan dapat menguntungkan para warga Kampung Biriosi yang keseharianya bermatapencaharian sebagai nelayan.

”Kedepan sampah tidak lagi dibuang kelaut tetapi dilakukan pengelolaan secara bertanggungjawab. Biriosi harus bebas sampah, semua sampah bisa dikelola dan menambah tambahan ekonomi setiap rumah tangga, dalam upaya mendukung program pengentasan kemiskinan dan termotivasi untuk melakukan perubahan secara bersama-sama” harap Ruth.

Sedangkan, Ketua Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) Kabupaten Manokwari yang juga selaku Pembina Bank Sampah UKM Pramuka Unipa, Yohanes A. Lebang, menegaskan bahwa prioritas nasional dan dunia saat ini berfokus pada persolan sampah, sehingga dengan kehadiran Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS) Kabupaten Manokwari yang akan mewadahi seluruh bank sampah yang ada dan kehadiran Bank Sampah Biriosi diharapkan terus mendukung serta menangani persoalan sampah di Manokwari.

Adapun program yang direncanakan dalam persiapan pengelolaan sampah kedepan setelah menyelesaikan administrasi akta notaris, program kerjasama direncanakan untuk mendatangkan tenaga ahli dan pembelian mesin pengolahan sampah menjadi paving block dan mesin pengolahan sampah lainnya dapat dimiliki untuk memberdayakan pemuda di Manokwari sehingga program ini dapat berkelanjutan.

“ Dukungan pemerintah provinsi Papua Barat dan Kabupaten Manokwari dan swasta melalui Corporate Social Responsibility (tanggungjawab sosial perusahaan) menjadi penting dalam kolaborasi ini karena investasi pengelolaan sampah yang membutuhkan biaya yang sangat besar tersebut, sehingga komitmen menjadikan persoalan pengelolaan sampah sebagai prioritas daerah dalam mewujudkan Manokwari Nol Sampah dapat terwujud ditahun 2025” harap Lebang.

“Jangan takut dan lebih baik hidup dari sampah, karena menabung sampah adalah menabung emas dimasa yang akan datang untuk kemandirian financial keluarga, dan terus terpanggill untuk menjadi berkat bagi sesama” tandas Lebang.

Pos terkait