MANOKWARI, kabartimur.com- Bupati Manokwari, Hermus Indou, menegaskan bahwa Festival Teluk Doreh dan karnaval budaya yang digelar Pemerintah Kabupaten Manokwari merupakan wujud syukur kepada Tuhan sekaligus penghormatan terhadap bangsa, negara, dan keberagaman budaya Nusantara. Hal itu disampaikan Hermus pada puncak perayaan festival yang berlangsung meriah di Manokwari, Sabtu (15/11/2025).
Hermus menyatakan bahwa festival ini bukan sekadar pesta budaya, tetapi bentuk apresiasi terhadap anugerah Tuhan atas kehidupan dan keberadaan Manokwari.
“Kita memberikan hormat dan syukur kepada Tuhan karena Manokwari ada dalam pandangan dan mata Tuhan, dan Tuhan memeliharanya dengan baik hingga saat ini,” ujarnya saat menutup Festival Teluk Doreh.
Ia menekankan bahwa kebesaran Indonesia tidak hanya dibangun oleh satu wilayah, tetapi merupakan kontribusi kolektif dari seluruh daerah, mulai dari Papua, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTT, Sumatera, hingga Jawa.
“Mari kita gunakan momentum festival ini untuk membangun komitmen kebangsaan di Tanah Papua. Kita pastikan menjaga dan melestarikan Indonesia di Tanah Papua sampai kapan pun,” tegas Hermus.
Pada kesempatan itu, ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh suku dan komunitas budaya yang turut memeriahkan festival, serta mengajak masyarakat untuk bangga dengan identitas dan budaya masing-masing.
“Hari ini mari kita bangga sebagai orang Arfak, bangga sebagai orang Jawa, sebagai suku Batak, suku Toraja, dan lainnya. Kita menggunakan atribut identitas kita masing-masing sebagai upaya melestarikan dan mengabadikan apa yang sudah Tuhan ciptakan dan berikan kepada kita,” tambahnya.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Papua Barat Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Nency Titti Lidya Wyzer, menilai Festival Teluk Doreh telah menjadi ruang pertemuan budaya yang menampilkan kekayaan seni, tradisi, dan identitas masyarakat Papua Barat.
“Selama tiga hari kita menyaksikan penampilan seni, pameran produk lokal, musik, fashion, dan kreativitas anak muda Papua serta mama-mama Papua. Semua ini menunjukkan bahwa budaya kita memiliki kekuatan besar untuk mempersatukan dan menginspirasi,” ujar Nency.
Ia menyebut Teluk Doreh sebagai simbol sejarah dan kebangkitan Manokwari, tempat nilai adat dan persaudaraan diwariskan lintas generasi. Nency juga menyampaikan apresiasi kepada Bupati Manokwari, jajaran Pemkab, tokoh adat, komunitas budaya, pelaku UMKM, dan seluruh masyarakat yang berkontribusi menyukseskan festival.
“Festival ini menegaskan bahwa kebersamaan suku, bahasa, dan tradisi adalah kekuatan yang mempersatukan Manokwari dalam bingkai Papua Barat. Dengan kebersamaan, kita membangun harmoni dan stabilitas pembangunan,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Nency berharap semangat persatuan yang terbangun dalam festival terus menjadi energi positif bagi pembangunan daerah.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Papua Barat, saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Bupati dan seluruh jajaran. Kiranya Tuhan memberkati kita. Teruslah berbuat baik, teruslah membangun Manokwari,” katanya. (*)






