MANOKWARI, kabartimur.com – Stasiun Klimatologi Manokwari Selatan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan awal musim kemarau tahun 2022 baru akan terjadi di Bulan Juni dan Juli. Hal ini memungkinkan terjadi peningkatan curah hujan hingga masa transisi.
Dikatakan Kepala stasiun Klimatologi Manokwari Selatan Uci Sanusi, dibanding dengan normalnya awal musim kemarau 2022 diwilayah Zom 337 (Manokwari, Pegunungan Arfak, dan sebagaian wilayah Tambarauw) dan Zom 338 (Manokwari Selatan) mengalami kemunduran dengan rata-rata tiga dasarian (1 Bulan) dari normalnya.
“Untuk Zom 337 awal musim kemarau pada Bulan Juni dan untuk Zom 338 pada Bulan Juli pada dasarian 2, Jika dibandingkan normalnya mengalami kemunduran sebanyak tiga dasarian. Untuk kedua wilayah ini intensitas hujan terus bertambah sampai dengan periode Juni, ” Papar Uci Sanusi, dalam Pers Release via zoom meeting, Selasa (5/4/2022).
Sementara itu, Pada musim kemarau Untuk wilayah Zom 337 dan 338 sendiri masih dalam kondisi normal dari segi intensitas hujan, dan puncak kemarau tahun 2022 akan terjadi pada bulan Oktober.
“Selama periode April-Agustus intensitas hujan di wilayah Zom bisa jadi meningkat, sehingga masyarakat harus lebih waspada dengan terjadinya cuaca extreme pada saat transisi musim hujan ke musim kemarau, “lanjut Sanusi.
Penyembab utama Mundurnya musim kemarau Tahun ini, Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) memperlihatkan wilayah Pasifik tengah dalam kondisi La Nina moderat. Kondisi IOD berada dalam keadaan negatif dan berpeluang netral .
“Kondisi ENSO fase dingin ini atau La Nina, diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju netral pada awal Tahun” pungkas dia (TS) .