LUWU UTARA, kabartimur.com – Tim APISHA SD Negeri 097 Katokkoan Masamba tampil memukau penonton dalam bermain Drama Teatrikal Peristiwa Masamba Affair 29 Oktober 1949. Tim APISHA yang dimotori Arfan Fayyath Shadewo tampil pada malam pembukaan Event Pesona Luwu Utara Masamba Affair Festival (MAF), Sabtu, (13/5/2023) di Panggung Utama MAF 2023 di Kantor Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Luwu Utara (eks Kantor Samsat).
Penampilan Drama Teatrikal Masamba Affair 29 Oktober 1949 ini merupakan napak tilas untuk mengenang kembali perjuangan para pejuang-pemuda Masamba dalam merebut kemerdekaan dari kaum penjajah Belanda, di Bumi La Maranginang tersebut.
Napak tilas ini memainkan beberapa segmentasi dari peristiwa Masamba Affair 1949, dan Shadewo cs akan memerankan drama pada segmen ‘Penyerangan Tangsi Militer Belanda’, 29 Oktober 1949.
Tim APISHA melakukan drama teatrikal di bawah bimbingan Arlan Pasajo dan Ustaz Dullah Bingkasa sebagai pengarah ceritera, Andri dan Harifah DM sebagai penulis skenario, serta Lukman Hamarong sebagai Narator atau penulis naskah sinopsis Drama Teatrikal Mahsamba Affair 1949. Sementara Kepala UPT SD Negeri 097 Katokkoan Masamba, Supiyan Sakti, sebagai penanggung jawab Tim APISHA, sekaligus Kepala UPT SDN Katokkoan, Masamba.
Bagi anak-anak yang nantinya akan memerankan beberapa tokoh perjuangan Masamba Affair, seperti Salawati Daud, Hasan Lakallu, Andi Baso Rahim, Madong Daeng Malimpo, Bakri Nantang dan Lesangi, keterlibatan mereka dalam pembuatan drama ini adalah pengalaman pertama mereka tampil memukau.
Walaupun demikian, mereka tampak menikmati setiap peran yang dilakoni. Terbukti, tidak ada rasa malu dan minder, apalagi takut melakoni setiap tokoh perjuangan Masamba Affair tersebut. Mereka serius bermain drama. Bahkan sesekali anak-anak yang mayoritas masih kelas IV dan V ini. “Alhamdulillah, anak-anak tetap serius bermain,” sebut Harifah.
Harifa mengatakan, pihaknya tidak ingin membebani anak-anak tersebut harus menampilkan yang terbaik dan sempurna, apalagi harus mengejar prestasi, tetapi yang paling penting, kata dia, adalah bagaimana tampil berdasarkan versi terbaik masing-masing. “Tidak usah pikirkan juara, tampil saja dulu sesuai apa yang telah dilatih yang diberikan. Saya kira, anak-anak pasti tahu mana yang terbaik.
Mereka juga tak mau tampil mengecewakan. Mereka tak mau mengkhianati kepercayaan orangtua masing-masing. “Kami juga berharap,
anak-anak kami ini tetap kita latih untuk tampil lagi di event-event bersejarah lainnya, seperti Hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda,” jelas Harifah.( Red/Yustus)