WASIOR, Kabartimur.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat merencanakan distribusi logistik Pilkada Serentak Tahun 2024 ke Kampung Oya, Distrik Naikere dilakukan melalui transportasi darat kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Hal itu disampaikan Ketua Devisi Hukum KPU Teluk Wondama Bernard Wambrauw pada Rapat Koordinasi (rakor) Persiapan Pilkada Tahun 2024 yang diselenggarakan Desk Pilkada Pemkab Teluk Wondama di Aula Sasana Karya, Kantor Bupati di Rasiei, Rabu (6/11/2024).
“Khusus Oya, kita rencana lewat transportasi darat. Kita rencana tanggal 20 atau 21 (November) itu sudah bergeser dari ibukota kabupaten ke distrik. Selanjutnya dari 22-26 itu dari distrik ke kampung, “ucap Wambrauw.
Namun rencana KPU tersebut diminta untuk dipertimbangkan kembali mengingat jarak tempuh yang cukup jauh serta beratnya medan menuju Kampung Oya.
Terlebih dalam beberapa waktu terakhir ini terjadi curah hujan yang cukup tinggi sehingga membuat akses menuju ke Kampung Oya semakin sulit.
Kepala Distrik Naikere Yulianto Bandaso menyarankan KPU Teluk Wondama agar distribusi logistik Pilkada ke Kampung Oya sebaiknya menggunakan helikopter.
Anto, panggilan karib Kepala Distrik Naikere menyampaikan dirinya beberapa hari lalu baru mendapatkan laporan dari Kepala Kampung Oya bahwa jalan setapak menuju Kampung Oya semakin sulit dilalui akibat hujan lebat yang terjadi belakangan ini.
“Kepala Kampung sampaikan bahwa sungai-sungai yang dilewati kalau jalan kaki ke Kampung Oya itu sudah banyak berpindah karena hujan lebat. Arusnya juga deras sehingga dia saja baru sampai di Oya itu setelah tujuh hari (jalan kaki), “ungkap Anto.
Untuk diketahui, Kampung Oya merupakan wilayah di Kabupaten Teluk Wondama yang masih terisolir. Kampung kecil yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Teluk Wondama dengan Kabupaten Kaimana ini sampai saat ini belum terhubung dengan jalan darat.
Diperlukan sekurang-kurangnya dua hari berjalan kaki untuk menjangkau Kampung Oya dari kampung terdekat yakni Kampung Inyora yang sudah terhubung jalan darat.
Itupun tidak mudah karena jalur yang dilalui berupa jalan setapak di tengah hutan belantara melewati beberapa gunung dan lembah serta sungai-sungai dengan aliran deras.
“Sehingga kami berharap distribusi logistik ke Kampung Oya sebaiknya menggunakan helikopter saja. Karena kondisi jalan ke sana sudah sangat susah. Kasihan pada Pemilu lalu (Pemilu Serentak 2024) ada petugas dari kepolisian dan TNI juga staf distrik yang sakit karena jalan kaki sampai lima hari, “ujar Anto.
Ketua Sementara DPR Kabupaten Teluk Wondama Sarah Silambi juga menyampaikan saran serupa agar pendistribusian logistik ke Oya dilakukan melalui udara dengan helikopter.
“KPU perlu mempersiapkan lebih awal helikopter yang akan membawa logistik ke Kampung Oya supaya bisa diantisipasi hal-hal yang kemungkinan menghambat, “kata Sarah Silambi.
Sebagai informasi, dalam beberapa kali gelaran Pemilu termasuk pada Pemilu Serentak 2024, distribusi logistik ke Kampung Oya selalu dilakukan menggunakan helikopter.
KPU Teluk Wondama melalui rekanan yang memenangi tender menyewa helikopter milik swasta untuk mengantar dan mengambil kembali logistik Pemilu ke Oya dengan biaya sewa mencapai lebih kurang Rp200 juta.
Tak heran TPS Oya sering dijuluki sebagai TPS termahal di Kabupaten Teluk Wondama. (Nday)