WASIOR, Kabartimur.com – Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan menyatakan Pemerintah Provinsi Papua Barat akan memberikan dukungan anggaran untuk menyukseskan Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua pada 25 Oktober 2025 di Kabupaten Teluk Wondama.
Dominggus mengatakan Pemprov Papua Barat telah melakukan pergeseran anggaran dalam APBD Tahun 2025 untuk mendukung Panitia Perayaan Satu Abad Peradaban.
Termasuk bantuan untuk mendukung penyelesaian revitalisasi kawasan situs religi Aitumeiri yang menjadi lokasi puncak Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua.
“Kami Pemerintah Provinsi akan berikan dukungan sehingga tempat (Situs) Aitumeiri yang sedang dikerjakan bisa diselesaikan tepat waktu sebelum 25 Oktober. Sudah ada pergeseran, ada dana yang kami siapkan untuk mendukung panitia,” ungkap gubernur.
“Nanti di perubahan (Perubahan APBD 2025) lagi kami akan upayakan,“ sambung Dominggus pada pembukaan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-53 Tahun 2025 di Wasior, Teluk Wondama, baru-baru ini.
Lebih lanjut mantan Bupati Manokwari dua periode ini menegaskan, sekalipun yang menjadi tuan rumah adalah Kabupaten Teluk Wondama, namun Pemprov Papua Barat memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyukseskan perayaan bersejarah itu.
“Ini bukan Wondama saja tuan tapi Papua Barat yang jadi tuan rumah juga. Gubernur juga tuan rumah. Karena dari Mansinam, Injil kemudian bertumbuh di sini. Kita semua adalah buah-buah Injil itu, “ucap orang nomor satu Papua Barat ini.
Sebelumnya Bupati Teluk Wondama, Elysa Auri dalam berbagai kesempatan terus mengajak semua pihak khususnya di Teluk Wondama untuk ikut terlibat dalam mendukung dan menyukseskan perayaan untuk mengenang 100 tahun nubuatan Pendeta Isaac Samuel Kijne bagi orang Papua itu.
“Perayaan Satu Abad bukan hanya milik orang Kristen saja tetapi ini perayaan kita semua yang tinggal di Tanah Papua. Karena mulai dari tempat ini (Aitumeiri-Wondama), orang Papua mengenal terang (perabadan baru) lewat dibukanya pendidikan oleh Bapak Pendeta Isaac Samuel Kijne, “kata Auri.
Untuk diketahui, Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua menetapkan Perayaan Satu Abad Peradaban Orang Papua merupakan momen bersejarah bagi orang Papua.
Pasalnya, pada 25 Oktober 1925 atau pada 100 tahun silam, Isaac Samuel Kijne, seorang misionaris pewarta Injil asal Belanda tiba di Teluk Wondama, tepatnya di Miei, Distrik Wasior dan selanjutnya membuka sekolah formal pertama untuk mendidik orang asli Papua.
Sekolah yang didirikan Kijne di Bukit Aitumeiri di Miei, Teluk Wondama kemudian menjadi pusat pendidikan bagi putera-puteri asli Papua yang tidak hanya mengajarkan menulis dan membaca tetapi juga berbagai ragam ilmu pengetahuan serta tata cara hidup yang lebih baik. (Nday)