Pendaki Asal Swiss Hilang di Gunung Mahameru

Kembali seorang pendaki dikabarkan hilang di Gunung Semeru, Jawa Timur. Kali ini adalah pendaki berwarganegaraan Swiss bernama Lionel Du Creaux (26), yang tidak terdaftar sebagai pendaki resmi alias ilegal.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS), John Kennedie membenarkan adanya pendaki asal Swiss yang dilaporkan hilang saat pendakian tersebut. Saat ini, upaya pencarian tengah dilakukan menindaklanjuti adanya laporan itu.

“Iya benar ada satu pendaki dilaporkan hilang,” kata jhon, Rabu (8/6/2016) malam.

John menuturkan, hilangnya Lionel dilaporkan oleh Alice Guignard yang mengaku sebagai rekan korban. Pada 3 Juni 2016, Leonel dan Alice Guignard asal Perancis berniat mendaki Gunung Semeru menggunakan pintu masuk dari Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Keduanya kemudian melakukan perjalanan hingga sampai ke wilayah Ranupane sekitar pukul 07.00 WIB.

Baca Juga :   Peringatan HDKD 2021, Yasonna Ingatkan Kesadaran Bersama Mendoakan Negeri Berlalu Dari Pandemi

“Kemudian keduanya langsung menuju lokasi pendakian tanpa ada pemberitahuan atau melapor ke pos dan tanpa register,” ungkap John.

Padahal, lanjut dia, prosedur yang berlaku setiap pendaki harus melapor dan memenuhi berbagai persyaratan yang ditentukan. Sekitar pukul 10.22 WIB, kata John, keduanya tiba di Ranu Kumbolo hingga kemudian melanjutkan pendakian sampai tiba di Kalimati sekitar pukul 11.55 WIB.

“Mereka lalu mendaki ke puncak sampai di daerah Watu Gede pukul 14.01 WIB,” sambung John.

Dia melanjutkan, pada pukul 17.47 WIB, Alice tidak melanjutkan ke puncak Mahameru karena tidak kuat. Namun, Leonel memilih tetap melanjutkan pendakian.

Pada saat itu, Alice memutuskan kembali ke Kalimati, tetapi karena tidak tahu jalan kembali, Alice tersesat di area perbukitan sebelah kiri Arcopodo. Di sana, Alice bertahan selama 2 hari.

Baca Juga :   Sejarah Masuknya Islam di China

Pada 6 Juni, Alice ditemukan Heri Sumantri dari tim Haspala Malang yang sedang mengantar tamu, setelah mendengar teriakan-teriakan minta tolong.

Kemudian, Alice dibawa turun pada 7 Juni 2016 sore dan melaporkan resmi kepada petugas Resort Ranupane. “Keesokan harinya Tim Advance berjumlah 20 orang terdiri dari porter, saver, gimbal alas, dan SAR mencoba melakukan pencarian di titik-titik terakhir korban diketahui keberadaannya. Namun, sampai malam ini belum membuahkan hasil,” tegas John.

John menambahkan, upaya pencarian besar-besaran akan dilakukan, agar segera bisa menemukan keberadaan pendaki. Pihaknya juga berupaya memberikan informasi kepada kedutaan terkait untuk melaporkan hilangnya Lionel yang terbukti telah melakukan pendakian secara ilegal.

“Kita sudah koordinasikan status pendaki yang sebenarnya. Open SAR akan dilakukan untuk segera menemukan keberadaan pendaki,” tutup John.

Pos terkait