WASIOR – Tim kerja verifikasi data kemiskinan dari Kementerian Desa dan PDTT Republik Indonesia, Selasa (30/11) berkunjung ke Kabupaten Teluk Wondama.
Tim kerja dipimpin oleh Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal Bonivasius Prasetya Ichtiarto.
Kunjungan ke Wondama dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanganan kemiskinan ekstrim di kabupaten berjuluk Tanah Peradaban Orang Papua itu.
Seperti diketahui, Teluk Wondama merupakan satu dari 5 kabupaten di Provinsi Papua Barat yang dikategorikan sebagai daerah dengan kemiskinan ekstrim.
Rombongan Kemendes dan PDTT tiba di Bandara Wasior pada Selasa pagi dan disambut langsung oleh Bupati Hendrik Mambor bersama Wakil Bupati Andarias Kayukatuy, Kepala Dinas PMK Hendrik Tetelepta serta sejumlah pimpinan OPD dan para kepala distrik dan kepala kampung.
Setelah melakukan pertemuan untuk sinkronisasi data di kantor Badan Keuangan dan Aset Daerah, rombongan Kemendes dan PDTT kemudian berkunjung ke Kampung Moru, Distrik Wasior.
Warga Kampung Moru bersama Kepala Distrik Wasior dan sejumlah kepala kampung di Distrik Wasior menyambut kedatangan pejabat dari pusat itu dengan antusias. Mereka mempersembahkan tarian khas Papua serta pengalungan noken.
Kepala Kampung Moru Phiter Wiyai mengaku bangga desa yang dia bisa disambangi langsung tim dari Kemendes dan PDTT. Diapun berharap ada hikmah baik yang didapat Kampung Moru dari kunjungan itu.
“Kami ingin maju bersama-sama dengan desa-desa lain yang ada di luar Papua. Kami mohon perhatian untuk melihat kami di daerah Indonesia Timur,”ucapnya saat menyampaikan ucapan selamat datang.
Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan kunjungan mereka ke Wasior adalah dalam rangka pengentasan kemiskinan ekstrim yang ada di Wondama.
Tercatat ada 2000 lebih penduduk Wondama yang termasuk kategori miskin ekstrim.
Meski demikian, Boni merasa optimistis kemiskinan ekstrim di kabupaten yang berdiri pada 2003 itu dapat dituntaskan sebelum tahun 2024 sebagaimana yang ditargetkan pemerintah pusat.
“Dari semangat Bupati dan Wakil Bupati dan jajarannya sampai juga kepala distrik dan kepala kampung, saya percaya itu akan terwujud. Kalau targetnya di 2024, maka saya yakin di Kabupaten Teluk Wondama ini tidak sampai 2024 sudah bisa menuntaskan kemiskinan ekstrim, “ujar Boni.
Kepada para kepala kampung, kepala distrik dan para pendamping desa, Boni menekankan perlu verifikasi dan penyelarasan data penduduk miskin sehingga bisa tercipta data kemiskinan yang akurat.
Data yang akurat dan terbaru menjadi faktor kunci untuk memastikan setiap intervensi yang diambil pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrim di Wondama bisa tepat sasaran.
“Tidak ada kata lain kita harus mendata by name by address atau dengan kata lain siapa-siapa orang-orang yang memang wajib kita bantu.
Kemarin Pak Menteri sampaikan coba diverifikasi datanya. Kita punya data DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial) tetapi kita juga punya data SDG’S desa (yang perlu disinkronkan), “kata Boni dihadapan para kepala distrik dan kepala kampung di wilayah Distrik Wasior, Wondiboi dan Rasiei. (Nday)