Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat Ajak Umat Buddha Sukseskan PAPEDA

MANOKWARI, kabartimur.com – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Luksen Jems Mayor mengajak para anggota Sangha Majelis organisasi keagamaan Buddha dan seluruh umat Budha untuk bersama-sama bersemangat, bersatu padu untuk mensukseskan program Papua Penuh Damai (PAPEDA) dengan menjaga kerukunan intern umat beragama maupun antar umat beragama di provinsi Papua barat.

Hal tersebut disampaikan Luksen dalam sambutannya dalam acara Magha Puja dan Moderisasi Agama Buddha yang digelar di Vihara Buddha Prabha Manokwari, Minggu, (5/3/2023).

Bacaan Lainnya

Selain itu juga Luksen mengajak kepada seluruh umat Buddha di Papua barat khususnya kabupaten Manokwari untuk meneladani Y.M Maha Bhiksu Ashin Jinarakkhita dalam pengabdian dan pelayanan kepada umat.

Lanjutnya, Atas buah jasa Maha Bhiksu Ashin Jinarakkhita, agama Buddha masih tetap ada dan berkembang di bumi Nusantara dan Maha Bhiksu Ashin Jinarakkhita juga merupakan pendiri Majelis Buddhayana Indonesia yang mempersatukan semua mazhab agama Buddha yang ada dengan semangat kebersamaan dan hal ini sejalan dengan program kementerian agama yaitu moderasi beragama.

“Selamat mengenang 100 tahun Maha Bhiksu Ashin Jinarakkhita sang pelopor agama Buddha Nusantara semoga kita semua selalu semangat menjaga toleransi dan melayani umat” ujar Luksen.

Pihaknya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia dan umat Vihara Buddha Prabha Manokwari yang telah menggagas kegiatan moderasi agama Buddha dalam rangka mengenang 100 tahun Maha Bhiksu Ashin Jinarakkhita sang pelopor kembalinya agama Budha di nusantara.

Menurutnya, moderasi beragama perlu dipahami sebagai cara pandang dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem dalam agama Buddha lebih dikenal Madyamika atau jalan tengah yang sering disebut sebagai delapan jalan utama.

“Moderasi beragama ini harus dimaknai sebagai upaya kita bersama untuk memiliki sikap keberagaman yang memiliki sikap hormat terhadap paham yang tidak sama menyebarkan kedamaian dan kasih sayang. Menjauhkan sikap keberagaman dari paham anarkis, ekstrimisme, radikalisme, ujaran kebencian ( hate speech) hingga retaknya hubungan antar umat beragama yang memang sejatinya tidak berhubungan dengan agama, yang menjadi problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini” harap Luksen.

Luksen menjelaskan bahwa di tahun 2023 kementerian agama telah mencanangkan tagline kerukunan umat untuk Indonesia hebat dan kantor wilayah kementerian agama memiliki program PAPEDA ( Papua penuh damai) yang perlu diwujudkan bersama, bukan hanya oleh seluruh jajaran kementerian agama tetapi kerjasama dari seluruh elemen umat beragama.

“Kerukunan sangat fluktuatif dan dinamis. Kerukunan sering menguji kita, lebih-lebih menjelang pemilu 2024 sejatinya, kerukunan adalah prasyarat pembangunan nasional. Pembangunan membutuhkan stabilitas dan stabilitas dapat terwujud bila antar masyarakat rukun dan damai” kata Luksen.

Disamping itu, menuju tahun politik kata Luksen, potensi terjadi ketidakrukunan di masyarakat akibat pilihan politik yang berbeda dan tetap saja ada politisasi agama makin sering dilakukan untuk meraih efek elektron dan Politisasi tempat ibadah sebagai ajang kampanye sudah mulai terjadi.

Olehnya itu, Luksen berharap semua pihak bersama-sama bersatu padu untuk mensukseskan program Papua Penuh Damai (PAPEDA) dengan menjaga kerukunan intern umat beragama maupun antar umat beragama di provinsi Papua barat. (Red/*)

Pos terkait