WASIOR – Satu hari menjelang HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-76, Pemkab Teluk Wondama menggelar ziarah ke makam para tokoh pejuang pemekaran kabupaten.
Kegiatan itu dilakukan sebagai tanda penghormatan terhadap para pendahulu yang telah berjasa besar untuk Kabupaten Teluk Wondama.
Ziarah makam dipimpin langsung Bupati Hendrik Mambor diawali dari pusara Yulius Torey yang berlokasi di Kampung Tandia, Distrik Rasiei.
Yulius Torey adalah salah satu tokoh adat yang ikut terlibat sebagai perintis pemekaran Kabupaten Teluk Wondama dari kabupaten induk Manokwari.
Selain sebagai tokoh adat, Yultor, demikian dia biasa disapa juga merupakan seorang birokrat.
Jabatan terlama yang disandangnya hingga pensiun adalah Kepala Dinas Pendidikan. Sebelum berpulang, almahrum sempat menjadi anggota DPRD.
Selanjutnya Bupati Mambor yang didampingi Wakil Bupati Andarias Kayukatuy, Ketua DPRD Herman Sawasemariai, Kapolres AKBP Yohanes Agustiandaru, Sekda Denny Simbar serta sejumlah pejabat teras berkunjung ke pusara almahrum mendiang Alberth Torey.
Torey adalah sang arsitek utama sekaligus pelopor lahirnya Kabupaten Teluk Wondama. Setelah resmi berdiri pada 2003, Torey terpilih sebagai bupati pertama Teluk Wondama pada 2005 dan berlanjut pada periode kedua hingga purna bakti pada 2015.
Kiprahnya membangun Wondama dari nol membuat Torey dikenal sebagai Bapak Pembangunan Teluk Wondama. Torey yang wafat pada 2018 juga selalu dikenang sebagai pemimpin yang karismatik dan penuh kasih.
Ziarah makam dilanjutkan ke pusara Jusak Karubuy. Almahrum adalah Sekda Teluk Wondama periode 2014-2018 pada periode pemerintahan bupati Alberth Torey hingga bupati Bernadus Imburi. Jusak wafat pada 2019 dalam usia 61 tahun.
Selepas itu, bupati bersama rombongan kemudian mengikuti ziarah laut di Pelabuhan Wasior. Ziarah laut dipimpin Kapolres AKBP Yohanes Agustiandaru.
Upacara ziarah laut diisi dengan prosesi pelarungan karangan bunga oleh Kapolres bersama bupati dan unsur Muspida serta tabur bunga ke laut oleh semua peserta upacara.
Tabur bunga di laut dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap arwah para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan.
Adapun ziarah laut dipilih karena Teluk Wondama sejauh ini belum memiliki Taman Makam Pahlawan. (Nday)