IYL Pelopor Pemberantasan Pungutan di Sekolah

Ichsan Yasin Limpo, ketua PMI Sulsel

Tidak ada yang meragukan komitmen Ichsan Yasin Limpo dalam bidang pendidikan, berbagai inovasi dan kebijakan selama memimpin Gowa selama dua periode betul betul dirasakan oleh guru, siswa dan orangtua siswa. Perhatiannya terhadap kesejahteraan guru memang tiada duanya. Pria dengan julukan Punggawa ini juga menjadi pelopor dan paling konsisten dalam memerangi pungutan di sekolah.

Sebenarnya sekolah menurut Ichsan tidaklah gratis, tetapi semua pembiayaan yang ditimbulkan terkait pendidikan mulai dari SD sampai SMA semuanya ditanggung oleh Pemda.

“Saya yakin pemda bisa membiayai pendidikan gratis disetiap daerah asalkan kepala daerahnya memang betul betul tulus dan mau komitmen untuk pendidikan,”jelas Ichsan dihadapan para guru saat singgah di salah satu cafe di Siwa. IYL memang sengaja diundang oleh para warga untuk mendengarkan langsung bagaimana strategi pendidikan gratis yang selama ini bisa dia terapkan selama dua periode secara konsisten di Kabupaten Gowa.

Meski sekolah sekolah di Gowa semuanya bebas pungutan alias gratis total, namun tidak mengganggu kesejahteraan guru, buktinya untuk membantu operasional guru guru, utamanya yang berada di daerah terpencil, IYL membentuk Satpol Pendidikan, ya, semacam Satpol PP lah, tapi tugasnya memang khusus di bidang pendidikan.

Oleh IYL, anggota Satpol pendidikan ini diberikan kendaraan berupa sepeda motor yang difungsikan untuk mengantar jemput guru guru, utamanya yang saat itu bertugas di dataran tinggi, selain itu anggota Satpol pendidikan ini juga menjaga keamanan sekolah, sekaligus melakukan patroli terhadap siswa yang bolos pada jam sekolah.

Kebijakan membentuk Satpol Pendidikan ini bukan tanpa alasan, sebelumnya para guru harus merogoh sakunya Rp 30 ribu perhari untuk biaya trasnportnya ke sekolah.

“Selain untuk pengamanan sekolah, Satpol pendidikan ini juga diberikan sepeda motor untuk antar jemput guru, utamanya wali kelas,” jelas Ichsan. Ibarat kata pepatah menyelam sambil minum air, program satpol pendidikan ini juga berhasil menciptakan lapangan kerja baru, karena anggota Satpol Pendidikan ini direkrut dari pemuda pengangguran setempat. Bahkan program ini juga efektif menurunkan tingkat kerawanan yang disebabkan oleh banyaknya penuda yang menganggur.

Pada pengangkatan awal, satpol pendidikan yang direkrut 564 orang. Mereka  dilatih khusus sebelum bertugas. Satpol pendidikan itu pula yang akan mengawasi jika ada guru dan siswa membolos. Khusus untuk guru, mereka tidak akan ada alasan mangkir mengajar. Sebab, mereka kini diantar dan dijemput oleh satpol. Saat ini sudah ada 700-an satpol pendidikan. Mereka juga berpeluang menjadi PNS karena berstatus sebagai tenaga honorer.(budi)