WASIOR – Festival Pulau Roon (FPR) Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat resmi dibuka oleh Bupati Bernadus Imburi, Kamis (28/6/2918). FPR merupakan pagelaran kebudayaaan yang diselenggarakan untuk menggali dan mengangkat sekaligus memperkenalkan kekayaan seni budaya serta potensi wisata Pulau Roon.
Festival ini menyuguhkan beragam atraksi budaya juga kesenian khas masyarakat Roon serta kebiasaan-kebiasaan unik yang menjadi kearifan lokal masyarakat setempat.
Kepala Distrik Roon Yefta Siregar menuturkan, FPR adalah terobosan untuk mendorong percepatan pembangunan sektor pariwisata di Kabupaten Teluk Wondama, khususnya Pulau Roon yang sejatinya menyimpan potensi wisata yang cukup menjanjikan.
Berlangsung selama 3 hari, FPR mengagendakan berbagai atraksi dan suguhan yang dijamin memberi kenikmatan tersendiri bagi para pengunjung. Diantaranya, hunting attraction yakni kegiatan berburu babi dan tikus tanah di Pulau Rariei. Ada pula fishing attraction yakni penduduk lokal menyajikan atraksi menangkap ikan dengan menggunakan alat tradisional.
Para pengujung juga bisa menyaksikan prosesi tokok sagu massal (pengolahan sagu secara tradisional) serta cara memasak makanan lokal di mana pengunjung bisa langsung menikmati makanan yang disajikan.
Di hari ketiga diisi dengan field visit ‘Wonderful Roon’. Pengunjung diajak melihat langsung destinasi wisata di Pulau Roon.
Panitia menyiapkan 3 destinasi pilihan yaitu sacral place berupa wisata sejarah/sakral bahari atau budaya/religi seperti air terjun, gua tengkorak dan pulau kelelawar. Termasuk melihat Alkitab tua yang telah berusia lebih dari 200 tahun di Yende.
Ada juga wisata adventure dengang mengunjungi hutan mangrove yang masih asri serta pulau dengan pantai yang eksotis di kepulauan Auri. Ada juga wisata underwater bagi pengunjung yang suka menyelam maupun foto bawah laut.
Berdasarkan data panitia, pada hari pertama tercatat sudah lebih dari 100 orang pengunjung datang menyaksikan FPR 2018. Terdiri dari warga lokal Wondama juga dari Manokwari dan Jayapura. (Nday)