7 Tahun Tinggal di Huntara, Warga Korban Banjir 2013 di Wondama Tagih Pembangunan Huntap

WASIOR – Warga Kampung Torey, Distrik Rasiei yang menjadi korban banjir tahun 2013 berharap Pemkab Teluk Wondama maupun Pemprov Papua Barat membangunkan hunian tetap (huntap) bagi mereka.

Hampir 7 tahun sudah warga setempat tinggal di hunian sementara (huntara) yang dibangun Pemkab Teluk Wondama. Warga dipindahkan ke huntara lantaran rumah mereka terendam banjir dan lumpur setinggi 30 meter sehingga sebagian besar mengalami rusak berat.

Yosias Auri, tokoh masyarakat Kampung Torey mengungkapkan, sebanyak 28 unit huntara berbentuk kopel kondisinya kini sudah banyak mengalami kerusakan akibat termakan usia. Karena itu pihaknya berharap bisa pindah ke huntap sebagaimana korban bencana banjir bandang tahun 2010.

“Setelah 3 tahun kami bikin proporasl ke BPBD dan PU. Saya hitung-hitung sudah 7 kali tapi mereka tidak tanggapi. Proposal untuk huntap karena huntara itu maksimal 3 tahun saja. Saya sudah tembak langsung ke Provinsi (BPBD Provinsi Papua Barat) juga tidak dijawab. Jadi kami tinggal sampai sekarang, “ kata Yosias.

Hal itu disampaikan Yosias dalam acara tatap muka dengan anggota DPR Provinsi Papua Barat Erik Manibuy dalam rangka reses ke kampung Torey dan kampung Rasiei, Rabu.

Dikatakan Yosias, selain sudah banyak mengalami kerusakan, huntara yang ditempati juga sempit sehingga mereka tidak merasa nyaman dan leluasa dalam melakukan aktivitas di dalam rumah.

“Jadi masyarakat sekarang perbaiki pelan-pelan rumah lama jadi ada yang sudah pindah lagi ke rumah lama. Sementara rumah yang dibangun dari dana kampung (dana desa) ada 7 terus dari hibah ada 9 unit. Makanya masyarakat minta supaya dibangun huntap, “ lanjut Yosias yang merupakan kepala kampung terpilih hasil Pilkam Desember lalu.?

Erik Manibuy yang sempat melihat langsung kondisi huntara berjanji akan mengupayakan agar huntap untuk warga korban banjir di Kampung Torey bisa diakomodir melalui anggaran Pemprov Papua Barat.

“Kondisi huntara itu sudah memprihatinkan. Jadi harapan masyarakat saya bisa dorong ke provinsi untuk bisa memperhatikan karena sudah sekitar 7 tahun, masyarakat minta perhatian dari provinsi untuk diganti dengan huntap.
Jadi nanti saya akan dorong melalui Musrenbang 2020 dan juga komunikasi langsung dengan intansi terkait, mudah-mudahan bisa ditanggapi, “ ujar politisi Partai Hanura ini. (Nday)

Pos terkait