Hasamitra jadi BPR Terbaik 2 Tingkat Nasional

— Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra sampai saat ini masih belum melakukan penambahan produk baru dari kredit. Tapi hanya mengembangkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM). Bank lokal bereputasi nasional ini, dibulan September fokus ke penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Selain itu, BPR Hasamitra juga memberikan apresiasi kepada para nasabah Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI ) yang diketuai Willianto Tanta. Yakni dengan memberikan kepada setiap nasabahnya terkhusus bulan ini berupa rate bunga spesial. Direktur Bisnis BPR Hasamitra, I Made Semadi,  menjelaskan, rate bunga spesial yang dimaksud adalah setiap penempatan Rp1 miliar diberi bunga maksimum, LPS plus vocer senilai Rp500 ribu.
”Pemberian rate bunga maksimum itu dalam rangka month kick festival terkhusus warga Tionghoa,” kata I Made Semadi.
Ia mengatakan, untuk penambahan kredit simpanan selama semester satu justru mengalami peningkatan diluar dugaan, yaitu mencapai 200 persen lebih. Begitu pula DPK, sudah melewati target yang dipasang, yaitu lebih dari 100 persen. Made Semadi menambahkan, pada semester pertama tahun 2016, ditargetkan terhimpun 1.873 debitor dengan nilai Rp199.800.000.000. Tapi yang terealisasi sebanyak 493 debitur dengan nilai Rp231.676.000.000.
”Jika dikalkulasikan sudah melewati target yang dipatok, yakni 115,95 persen. Sedangkan untuk penghimpunan DPK di semester pertama, dari target Rp237.380.000.000, terealisasi hanya Rp201.112.000.000,” jelas Made Semadi.
Untuk dapat memenuhi target seperti halnya pada penghimpunan DPK, lanjut Made Semadi, pihaknya akan berupaya memberi pelayanan yang maksimal. Sedangkan untuk penyaluran kredit sendiri, pihaknya baru saja melakukan promo Ramadan yang berlaku sampai 31 Agustus 2016. ”Dengan berbagai upaya yang kami lakukan selama ini dalam mencapai target yang telah dipatok, maka BPR Hasamitra berhasil memperoleh penghargaan Golden Award 2016 dari Majalah Info Bank. Yakni terbaik kedua untuk aset di atas Rp1 triliun.