Migas Masih Dominasi Pangsa Ekspor Papua Barat

Manokwari – Perekonomian Papua Barat triwulan I tumbuh negatif atau kontraksi -0,26% (yoy), menurun dibanding triwulan IV 2018 yang cukup rendah sebesar 0,18%(yoy).

Rendahnya tingkat perekonomian Papua Barat disebabkan rendahnya Konsumsi Pemerintah, investasi (PMTB), Ekspor Luar Negeri dan tingginya Impor Luar Negeri.

Hingga kini ekspor Papua Barat didominasi migas dengan pangsa hingga 98%, sedangkan sisanya adalah non-migas. Ekspor migas tercatat melambat, sementara ekspor non-migas menunjukkan tren peningkatan.

Ini terungkap saat diseminasi laporan perekonomian triwulan I Tahun 2019 dan diskusi implementasi elektronifikasi transaksi Papua Barat, Kamis (23/5) di Manokwari.
“Komoditas migas Papua Barat sebagian besar berasal dari komoditas gas alam cair atau liquefied Natural Gas (LNG) sekitar 95%,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat, Donny Heatubun.

Sedangkan inflasi Papua Barat April 2019 tercatat sebesar 2,76% (yoy), cukup rendah dan terkendali di bawah Inflasi Nasional 2,83% (yoy). Secara Bulanan, Inflasi Papua Barat mengalami deflasi 3 bulan terakhir sejak Februari dan diperkirakan lebih rendah dibanding 2018.

Staf ahli bidang ekonomi Pemprov Papua Barat, Niko Tike berharap sinergitas antar instansi mampu menyelaraskan program kerja dan mendorong ekonomi Papua Barat.

Menurutnya peran Bank Indonesia sebagai strategi advisor pemerintah dan menyampaikan rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil riset terukur.
“Ini akan mampu memperbesar kemungkinan tercapainya kemajuan ekonomi di Papua Barat,” paparnya.

Organisasi Perangkat Daerah dan pihak perbankan diharapkan meningkatkan elektronifikasi, dimulai dari transaksi penerimaan dan pengeluaran pemerintah.(hdy)

Pos terkait